Jika
ditanya, perempuan seksi itu seperti apa?
Saya
akan diam beberapa jenak, menarik napas panjang, menghembuskannya perlahan,
memicingkan mata, melihat kearah atas, lalu bersin-bersin dan bersendawa.
Hahahahaa! Tak pernah ada jawaban konkrit seperti apa perempuan seksi itu di
mata saya.
Tetapi
jika kamu inginkan jawaban biasa, klise, jawaban kebanyakan, maka akan kamu
terima jawaban bahwa perempuan seksi adalah perempuan dengan kulit mulus, tubuh
sintal berisi, dari dada sampai paha, dan tak lupa pakaian serba kekurangan.
Huuh! Maaf saya katakan bahwa jawaban
seperti itu NORAK! Yah, betabur perempuan macam itu di mana-mana, di
jalan, di mall, saya bahkan muak melihat mereka berjejer di pinggir jalan tepat
di belakang hotel tempat saya bekerja. Setiap hari, tepatnya malam hari saya
akan melewati jalan kecil yang di sana berisikan perempuan-perempuan putus asa
itu.
Bukan
berarti saya tak menaruh perhatian. Saya masih doyan perempuan! Hal-hal
demikian akan memancing hasrat saya sebab saya laki-laki, tetapi saya bukan
tipe laki-laki yang akan bersiul-siul, berteriak-teriak, atau kebanyakan
tingkah kalau melihat perempuan cantik lewat di depan mata. Bagi saya laki-laki
yang seperti itu memiliki hati rendahan. Maksud saya, seharusnya seorang
laki-laki dengan segala “kelelakian”-nya bisa meredam nafsu syahwatnya. Bukan malah
terlihat lemah di depan perempuan, pantang melihat yang begituan, langsung
menggonggong bak anjing di teras rumah yang diikat lehernya, yang bakal bising
kalau melihat orang asing di luar pagar. Menyedihkan.
Saya
punya banyak teman perempuan, beberapa di antaranya menarik, bahkan ada yang
unik. Saya suka perempuan yang bisa membuat saya tertawa. Apalagi jika seorang
perempuan itu pandai melawak dengan cerdas. Bagian yang paling klausal membuat
saya suka dengan seorang perempuan itu adalah suaranya, tipe suara yang tegas. Saya
agak risih dengan perempuan bersuara manja, mendesah-desah, mengkek kurang
mengkek. Saya suka perempuan yang tak mengeluh bila berjalan jauh, yang tak
malu naik truk atau menumpang kendaraan di tengah jalan. Saya suka perempuan
yang tak terlalu bergantung dengan orang lain, apalagi jika ia bisa melakukan
semuanya sendiri, saat saya melihat perempuan seperti itu selalu “kelelakian”
saya ditelanjangi. Nah! Saat “kelelakian” saya ditelanjangi di saat itulah
perempuan itu menjadi seksi di mata saya. Tidak sederhana, tidak juga terlalu
rumit kan?
Satu
lagi, pernah tidak kamu mengalami ini: ketika pertama kali bertemu dengan
seseorang, di pikiranmu, kamu ingin langsung seranjang dengannya? Agak terlalu
vulgar memang, tapi saya akui itulah fantasi liar yang kerap saya alami jika bertemu
dengan orang yang menarik (perempuan seksi versi saya). Perempuan seksi bagi
saya bukan sekedar dapat menelanjangi “kelelakian” saya, tapi juga tanpa sadar
dapat bermain dengan alat vital saya. Bagian dari diri saya yang paling vital
adalah imajinasi. Jika seorang perempuan itu mampu memainkan imajinasi saya
tanpa saya sadar, perempuan itu telah mumpuni masuk dalam kategori perempuan
seksi. Walau pun nanti saya melihat perempuan lain yang kepalang “aduhai” yang
sampai-sampai membuat pikiran saya terstimulus ingin bercumbu, belum tentu padanya
pikiran saya inginkan itu. Saya
tidak cuma menggunakan mata untuk menilai apakah seorang perempuan membuat saya
ingin bercinta dengannya atau tidak. Bisa jadi ini kelemahan saya. Kelemahan
yang entah baik atau tidak. Seperti laki-laki lain, saya juga senang melihat
perempuan bertubuh indah, wangi, cantik, dan mengenakan pakaian minim. Tetapi,
hal itu bisa jadi cuma membuat saya membayangkan bercinta dengan perempuan
lain, bukan dengan perempuan yang saya lihat itu. Alam bawah sadar
pikiran saya memang rumit. Hahahaha!
Bagi saya perempuan itu adalah puisi,
itu sebabnya kebanyakan pujangga adalah laki-laki, sebab cuma laki-laki yang
suka perempuan. Pujangga adalah laki-laki, perempuan itu puisi. Puisi yang baik
menurut saya, adalah puisi yang dapat menyegarkan gairah, merajut pola pikir,
menumbuhkan pengalaman spiritual, dan membuat kita terus bertanya. Dan seperti
itu pula perempuan yang baik menurut saya, bukan sekedar daging pembungkus
dirinya yang menarik tetapi juga “kekayaan jiwanya” yang mampu membuat saya
bergairah, merajut pola pikir saya, terlebih mampu memberi saya pengalaman
spiritual dan terus membuat saya bertanya-tanya. Akhh, perempuan seperti itu
kelewat seksi di mata saya!
Dan di atas segalanya, itulah beberapa
pemaparan saya, jika ditanya perempuan seksi itu seperti apa. Jujur, belum
benar-benar saya temuai perempuan seksi itu. Mungkin nanti, suatu saat, begitu
kata kerang ajaib. Saya masih menikmati ketersendirian, kalau terlalu cepat
menemukan perempuan seksi itu takutnya, alat vital saya (imajinasi saya) tak
jadi milik saya sepenuhnya, sebab dimainkan oleh perempuan itu. Hahaahahaa…
Ps. Terima kasih untuk perempuan yang tengah malam mengirim saya SMS cuma untuk menanyakan, seperti apa perempuan seksi bagi saya. Akhir kata wassalam, dan hati-hati dengan alat vital saya :D