14 April 2014

Pertanyaan untuk Mimpi


Tadi pagi, aku bangun dalam keadaan layak disebut mayat hidup. Ya, bayangkan mayat yang mati tiba-tiba hidup kembali. Mataku memejam, tapi suara disekelilingku jelas dapat kudengar. Pikiranku tidak tidur, jelas pada saat itu aku mampu mencerna situasi. Namun seberapa besar pun keinginanku untuk bangun tetap saja tak mampu bangun. Yang kuraskan napasku tercekat-cekat. Seolah tempat badanku beraring dibanjiri air dan pasir, sehingga aku tenggelam di dalamnya. Apa penyebabnya? Secara Biologi, kedokteran atau apapun itu, aku tak tahu, yang kutahu pristiwa macam itu terjadi seusai aku memimpikanmu. Ya... dalam mimpi pun kamu bisa sebegitu menggangu.

Jika ditanya berapa banyak mimpi prihal mengenaimu. Aku tak sanggup menghitung. Tapi mimpi yang kali ini benar-benar menyita relitas dan ilusi batinku. Mimpi itu jelas, situasi dan kondisinya pun jelas. Simpel tidak rumit seperti kebanyakan mimpi-mimpiku terdahulu. Alurnya sederhana, hanya keberadaanmu saja yang membuat mimpi itu lebih kaya. Walau fragmen saat alam ketidaksadaranku berbentuk, memberikan warnah hitam-putih dalam cuplikan kisah kita di alam mimpi. Persis seperti tayangan TV sewaktu belum merdeka dulu. Kadang aku bersyukur, walau di alam nyata kita jarang saling tegur, tapi di alam mimpi kita bagai sepasang dua yang saling mencinta. Kadang juga aku kesal, maksudku, haruskah jam-jam terpenting untuk aku beristirahat, terusik dengan keberadaanmu di alam bawah sadarku? 

Yang kudengar, bahwa mimpi adalah alam di mana hal-hal yang paling kita inginkan di keadaan nyata tak dapat terealisasikan, maka otak menstimulasi keinginan itu nyata di alam mimpi. Hebat ya, otakku ini. Tapi lebih hebat kamu lagi, yang setia jadi isinya bahkan tanpa kata permisi. Sialan!

Di alam nyata kita bagai dua manusia asing yang untuk sekedar ucapkan "hai" sulit. Apalagi untuk ujarkan salam yang hukumnya sunnah. Susah! Kita berjarak sekarang. Banyak hal-hal abnormal menyita lemperekat hubungan kita. Muak! kalau harus akhiri paragraf ini dengan pertanyaan apakah ini cinta? Pertanyaan sejenis itu akhir-akhir ini jadi pertanyaan yang paling kubenci. Menjijikkan. Memuakkan. Persetan!

Maaf, kalau perkataanku kasar. Soalnya, cinta sulit kuhitung. Ada yang bilang cinta tak boleh satu, cinta harus dua. Ada pula yang berpendapat cinta boleh kalau empat. Jika cinta dapat dirumuskan dalam segi matematis. Dalam angka berapa ia habis? Di hitungan macam mana ia Kandas? Atau awal rumus seperti apa yang memuat cinta itu bermula hitungannya? Kita menerka-nerka seolah-olah kita dapat rumuskan apa itu cinta, atau malah sebenarnya cintalah yang merumuskan kita. Cintalah yang itung-itungan dengan kita?

Jika seandainya nanti ada rumus konkret yang bisa buat aku dapat kendalikan cinta. Maka nanti, kamu adalah orang pertama yang akan kujadikan bahan percobaannya :P. Dan jika pun memang semua hanya tahayul saja, maka biarkanlah kamu yang berada dalam mimpiku jadi obat tidur yang paling manjur, di jenak sebelum tidur aku bertanya-tanya: apa itu cinta?

Pengikut

Label

Wikipedia

Hasil penelusuran