Kepada yang selalu ada...
Aku tengah menghayalkan satu jiwa. Dia jiwa dengan tawa ringan percis seperti balita. Ketika mendengar tawanya, aku sering terlepar ke waktu dulu, di detik jabatan tangan pertama kali. Aku bersyukur karena jabatan itu terjadi. Sering aku mereka-reka bagaimana jika sampai saat ini kami hanya dua orang asing, dengan begitu banyak pretensi, tidak pernah saling tahu-mengetahui. Tidak ada sumbu penghubung untuk hati kami, tidak ada tatapan mata saling memercayai, dan di antara kami tidak ada "ukhuwah fillah" yang melingkari. Mungkin tulisan ini tak akan pernah ada. Renten hari kita tak akan pernah terjadi. Dan kita hanya akan jadi orang asing, di tengah-tengah orang asing lainnya. Ah, sedih aku jika disuruh mereka-reka keadaan itu.
Jendela-jendela jiwa manusia yang setiap saat tertutup juga terbuka, dari waktu ke waktu. Setia menerima tamu. Tamu dari langit, tamu dari bumi, bersma terang dan gelapa. Aku cuma mau bilang, kalau di hari kelahiranmu aku tak punya sebingkis kado. Di hari kau berjabat tangan dengan alam semesta, aku tak punya satu cinderamata yang bisa kuberi, tepat di hari ini. sebab kau tahu kan? Aku pemilih hadiah yang buruk.
Tapi ingin kuberitahukan satu hal. Ada kalanya tak diberi kado adalah kado terbaik. Hehehee, jangan merasa heran begitu, ini bukan modus untuk tak memberimu kado :D. Sebenarnya kado itu sudah kau dapatkan lebih dulu, cuma cara kado itu menampakkan wujudnya saja yang mesti kaucari tahu. Kado itu berupa glazur yang menyala-nyala dalam jiwamu. Dia di sana, akan terasa di jenak hening menghampiri, di sepetak ruang pada saat kau hanya sendiri. Glazur itu mampu menjelmakan hening menjadi kenangan, bahkan ia mampu mengembalikan cinta yang telah hilang, menguapkan amarah, mengkristalkan bahagia, merepetisi manisnya tendensi keberhasilan dan indahnya kegagalan. Yang lebih luar bisasanya lagi glazur itu bisa menembus rahasia terciptanya waktu. Hebat kan?
Glazur itu terpasang kokoh di guji hatimu. Ia menyala-nyala bersama usia yang kini berganti. Dan dari sini, sederet doa kucicil bersama abjad yang kecil-kecil. Semoga hangatnya setia menemani langkahmu, juga keringat dan darah yang kau sumbangkan pada perniagaan paling baik di muka bumi. Semoga ia terus menjadi kalori penguat hati yang tak akan habis dimakan usus, menemanimu dalam setiap jalan setapak ketika dunia terlelap dalam gelap.
Satu hal lagi, aku pernah mendengar hal ini, bahwa setiap manusia harus bergembira sebab sesungguhnya mereka bisa berulang tahun setiap hari. Terkhusus untukmu, kau harus terus merasa gembira, sebab bersama glazur itu, kau bisa berulang tahun setiap saat.
Selamat ulang tahun. Abangku, Muhammad Rozy Patrick. (Maaf, kadonya belum dibungkus :D)