Ia bergerak dalam bayangan.
Tak dapat dilihat namun menjerat.
Kian lama kian kuat. Kian lama kian lekat.
Ia cahaya dalam rembulan kadang api matahari.
Ia akan kukenali sebagaimana ia mengenali.
Dalam gerak bayangan, ada si peminta meminta punggungmu untuk dijamahnya.
Walau terbakar dalam mimpi, walau tak nampak indah dihayati
ia tahu pasti tangani segala.
Meski kini ada yang berlomba mengejar cinta namun nyata tak akan pernah diterimanya.
Bagaimana nasib mempermainkan cerita.
Yang berlomba sampai tak saling bicara, sedang rasa bercahaya di dalamnya.
Menari-nari di antara dusta dalam kita.
Menari-nari di sekeliling kita yang menghitung mati.
Maka binasa ia, sebagaimana aku binasa juga.
Dan jika semua harus berakhir di kobaran api.
Maka kita akan terbakar bersama.
Dan jika harus mati malam ini.
Bisakah kita mati bersama?
Ditulis di antara dahan-dahan pohon mangga.