Untuk Iota,
yang padanya seringku bercerita....
Kepadamu kuletakkan sederet lega agar pulang ragu yang menggunung
Maka engkau garba; tempat lingga ini diselami
Maka aku tandu; menopang hela peluhmu
Dan jadilah kita tinggap yang meski besar masih almari mampu simpan
Jelaskah itu engkau, Farik?
Jika iya, berhenti mengadu mata
sebagaimana engkau tahu, apa yang ada di matamu
dan apa yang ada di mataku adalah misteri
Apa pun itu
Sebagaimana aku mengerti, tak sejauh ini jarak kita dulu
hingga ada celah yang teriris tipis
penyebab jeri--ruang perih menjalar dan mengakar
Apa pun itu
Kepadamu kuletakkan sederet lega agar pulang ragu yang menggunung
Maka engkau garba; tempat lingga ini diselami
Maka aku tandu; menopang hela peluhmu
Dan jadilah kita tinggap yang meski besar masih almari mampu simpan
Benar itu engkau, Farik?
Yang sempat menuntunku dan kini menjadi jembatan antara pilihan dari pikiran
Andai kata benar, kuharap bukan sia-sia
dengan demikian apatah menemukan lagi muara tempatnya menyelam
Kendati jemawa, izinkan prakarsa ini jadi saksinya
bahwa aku sekedar mengujimu; bukan hendak membikin kasim
bila merahnya menyungut api
maka biarkan ia melebur dalam suara:
yang diam namun berkata-kata; tak nyaring tak pula lengking
yang diam namun berkata-kata; tak nyaring tak pula lengking
Namun...
ia ada walau jarang tunjukkan rupa
ia ada walau jarang tunjukkan rupa
ia syahdu, andai kau buka gerbang hatimu
ia bernada, setelah ragu kauseka
ia tulus, pada barang siapa tahu dan menerima!
Ditulis di antara 0 dan 1
Apa pun itu.