“Loving
can hurt, loving can hurt sometimes…” – (Ed Sheeran –
Photograph).
Kubawa jauh diriku ke tempat paling asing. Tempat yang
hanya pikiranku saja yang tahu. Tempat di mana tak seorang pun dapat temukan
aku. Tempat yang air mata lebih berarti daripada hujan. Tempat ketika langit
tak canggung mempertemukan bulan dan matahari. Tempat saat rasi bintang benar
berarti. Tempat yang beriku sejuta lagu dengan hanya satu nada. Tempat yang
padanya bebasku bercerita. Tempat di mana kau tak akan pernah tahu jika aku
sedang memikirkanmu….
Tahu-tahu segalanya melambat, serupa adengan film yang
diputar slowmotion. Waktu membeku, perlahan
diam. Kalau saja bis, ingin kukirimkan padamu momen-momen seperti ini. Momen
ketika segala yang ada di sekitarku seperti kehilangan daya dan waktu.
Momen-momen ini akan kuabadikan dalam satu lembar foto, satu saja. Foto yang
mudah masuk dalam dompetmu, sehingga jika senggang dapat kaulihat. Amati,
perhatikan, rasakan waktu yang melambat itu, waktu yang tiba-tiba beku, waktu
yang hanya kuhabiskan untuk memikirkanmu….
Tak akan aku bertanya prihal perhatian, apakah harus dapat
balasan? Tak akan pula kuungkit, apakah kau sama memikirkan aku juga? Pertanyaan
semacam itu tidaklah penting, kau peduli atau tidak, kau memikirkan aku atau
tidak, tak jadi masalah, bagiku perasaan ini sudah lebih dari cukup. Aku
mencintaimu, urusan engkau mencintai siapa? Terserah….
Ketahuilah, kuhabiskan segalanya untuk dapat kebersamaan
denganmu, terutama uang. Lihatlah tingkahku yang suka diam-diam mengambil
gambarmu, seperti paparazzi yang sibuk menguntit idolanya. Aku tahu hal yang
berharga memang mahal harganya. Yah, seandainya setiap peristiwa bisa kuabadikan
dalam selembar foto, seandainya percakapan itu, tawa itu, senyum itu, wujudmu,
segala darimu dapat kuramkum hanya dalam selembar foto. Seandainya… huuuftt.
Tapi ini tidak terlalu buruk, setidaknya aku masih punya
kenangan dalam hati, kenangan yang sewaktu-waktu dapat aku ingat. Terserah kau
ingat atau tidak, namun pahamilah tak ada yang kulupan prihal tentang hari yang
kuhabiskan denganmu. Kau tahu, selain terkadang cinta itu bias menyakitkan,
benar adanya jika cinta itu pula yang menyembuhkan, cinta itu yang merajut jiwa
kita dari yang lama dapat kembali baru. Aku tak tahu akan sampai di mana akhir
ini semua, apakah besok aku tetap mencintai? Apakah lama-kelamaan aku akan
terbiasa mencintai sendiri sampai lupa diri? Atau semuanya akan senasip dengan
gambar di sebuah foto, diam tak bergerak?
Sering aku juga bertanya, apakah yang sudah kita lewati itu
berarti? Apakah pernah kau tersenyum sebab mengingat satu momen saja denganku,
seperti aku yang berulang kali tersenyum jika mengingat kebersamaan denganmu?
Jika bisa kubaca isi terdalam batinmu… Tapi untung saja tak dapat kulakukan
itu. Biarlah pertanyaan-pertanyaan itu tidak harus terjawab, biarkan saja
segalanya berjalan dalam rahasia. Rahasia yang sama-sama mengelilingi kita,
rahasia yang menjadikan jernih keadaan ini, rahasia yang padanya perasaan ini
terbebaskan.
Ingatlah, ketika waktu di antara kita harus berhenti,
ketika momen di antara kita harus disudahi, aku berharap bisa punya satu foto
yang sewaktu-waktu dapat kulihat saat kerinduan itu datang. Satu foto yang
bergambarkan kita berdua, satu foto yang kudapatkan tanpa harus kucuri-curi,
satu foto yang ikhlas kau ambil momen itu denganku.
“We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen, still….” – ((Ed Sheeran –
Photograph)
#RFM