5 Oktober 2015

Photograph

“Loving can hurt, loving can hurt sometimes…” – (Ed Sheeran – Photograph).

Kubawa jauh diriku ke tempat paling asing. Tempat yang hanya pikiranku saja yang tahu. Tempat di mana tak seorang pun dapat temukan aku. Tempat yang air mata lebih berarti daripada hujan. Tempat ketika langit tak canggung mempertemukan bulan dan matahari. Tempat saat rasi bintang benar berarti. Tempat yang beriku sejuta lagu dengan hanya satu nada. Tempat yang padanya bebasku bercerita. Tempat di mana kau tak akan pernah tahu jika aku sedang memikirkanmu….

                                                     

Tahu-tahu segalanya melambat, serupa adengan film yang diputar slowmotion. Waktu membeku, perlahan diam. Kalau saja bis, ingin kukirimkan padamu momen-momen seperti ini. Momen ketika segala yang ada di sekitarku seperti kehilangan daya dan waktu. Momen-momen ini akan kuabadikan dalam satu lembar foto, satu saja. Foto yang mudah masuk dalam dompetmu, sehingga jika senggang dapat kaulihat. Amati, perhatikan, rasakan waktu yang melambat itu, waktu yang tiba-tiba beku, waktu yang hanya kuhabiskan untuk memikirkanmu….

 

Tak akan aku bertanya prihal perhatian, apakah harus dapat balasan? Tak akan pula kuungkit, apakah kau sama memikirkan aku juga? Pertanyaan semacam itu tidaklah penting, kau peduli atau tidak, kau memikirkan aku atau tidak, tak jadi masalah, bagiku perasaan ini sudah lebih dari cukup. Aku mencintaimu, urusan engkau mencintai siapa? Terserah….

 

Ketahuilah, kuhabiskan segalanya untuk dapat kebersamaan denganmu, terutama uang. Lihatlah tingkahku yang suka diam-diam mengambil gambarmu, seperti paparazzi yang sibuk menguntit idolanya. Aku tahu hal yang berharga memang mahal harganya. Yah, seandainya setiap peristiwa bisa kuabadikan dalam selembar foto, seandainya percakapan itu, tawa itu, senyum itu, wujudmu, segala darimu dapat kuramkum hanya dalam selembar foto. Seandainya… huuuftt.

 

Tapi ini tidak terlalu buruk, setidaknya aku masih punya kenangan dalam hati, kenangan yang sewaktu-waktu dapat aku ingat. Terserah kau ingat atau tidak, namun pahamilah tak ada yang kulupan prihal tentang hari yang kuhabiskan denganmu. Kau tahu, selain terkadang cinta itu bias menyakitkan, benar adanya jika cinta itu pula yang menyembuhkan, cinta itu yang merajut jiwa kita dari yang lama dapat kembali baru. Aku tak tahu akan sampai di mana akhir ini semua, apakah besok aku tetap mencintai? Apakah lama-kelamaan aku akan terbiasa mencintai sendiri sampai lupa diri? Atau semuanya akan senasip dengan gambar di sebuah foto, diam tak bergerak?

           

Sering aku juga bertanya, apakah yang sudah kita lewati itu berarti? Apakah pernah kau tersenyum sebab mengingat satu momen saja denganku, seperti aku yang berulang kali tersenyum jika mengingat kebersamaan denganmu? Jika bisa kubaca isi terdalam batinmu… Tapi untung saja tak dapat kulakukan itu. Biarlah pertanyaan-pertanyaan itu tidak harus terjawab, biarkan saja segalanya berjalan dalam rahasia. Rahasia yang sama-sama mengelilingi kita, rahasia yang menjadikan jernih keadaan ini, rahasia yang padanya perasaan ini terbebaskan.

 

Ingatlah, ketika waktu di antara kita harus berhenti, ketika momen di antara kita harus disudahi, aku berharap bisa punya satu foto yang sewaktu-waktu dapat kulihat saat kerinduan itu datang. Satu foto yang bergambarkan kita berdua, satu foto yang kudapatkan tanpa harus kucuri-curi, satu foto yang ikhlas kau ambil momen itu denganku.


“We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen, still….” – ((Ed Sheeran – Photograph)

Google




#RFM

Pengikut

Label

Wikipedia

Hasil penelusuran